Menurut pengamatan saya pribadi, justru banyak siswa berbakat dari golongan warga menengah kebawah. Mereka memang tidak memiliki fasilitas yang berlebih, namun mereka memiliki tekad. Tekad inilah yang tidak dimiliki oleh siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang setara dengan mereka yang berprestasi. Sekolah yang dulunya tenar karena memiliki siswa-siswa yang berprestasi, lama-kelamaan kesan itu akan pudar dengan sendirinya karena mereka akan kehilangan bibit-bibit unggul untuk berprestasi, mereka terhalang masuk karena biaya. Lama-kelamaan, siswa berprestasi justru akan timbul dari daerah pinggiran, atau bahkan pedalaman Kalimantan, yang karena tekad mereka serta dukungan orang terdekat mereka akan membuat Mendiknas dengan "RSBI"-nya akan kagum.
Dipandang dari sisi psikologis, hal ini juga disebabkan karena kebanyakan anak yang terdaftar dalam sekolah berfasilitas lumayan komplit ini merasa dengan kebanggan masuk sekolah ini akan membuat mereka pandai, namun tanpa disadari oleh mereka, menyandang nama besar almamater sekolah bukan hanya membayar saja, melainkan harus menjaga citranya, sehingga perlu ditimbulkan jiwa "andap asor" dalam sekolah mereka. timbul perasaan dia harus bisa seperti pendahulu-pendahulu mereka yang berprestasi.
semoga referensi ini memberikan gambaran terhadap sistem pendidikan kita dan harus bagaimana kedepannya, wassalam.
ora mesti bro....
BalasHapussemoga aja indonesia kelak menjadi lebih baik dan lebih bermoral....